Selasa, 11 November 2014

KARYA TULIS ILMIAH


Menjauhnya Religiusitas pada Usia Remaja 
Latar Belakang Masalah 
     Remaja adalah kedewasaan yang sudah tumbuh serta kematangan berfikir secara seksual yang mulai  terlihat akan tetapi. Tanggungjawab yang masih di peroleh terkadang suka mengecewakan karena tidak dilaksanakan sesuai dengan harapan, pemberian tugas tanpa pengawasan orangtua mungkin akan berujung kekecewaan. Disebabkan masih banyaknya rasa ingin bebas dan mengabaikan, padahal status remaja seharusnya sudah mengetahui cara bersikap yang baik, perbuatan, dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan. (Gunarsa,1997)
     Remaja seharusnya tidak lagi mengutamakan kesenangan semata melainkan harus mempertimbangakan segala perbuatan yang mereka lakukan termasuk dalam hal beribadah. Dikarenakan pada masa remaja sangat mengutamakan kesenangan, padahal religiusitas merupakan hal yang seharusnya dapat di imbangi dalam kehidupan. Keinginan untuk mengabaikan dirinya pada kegiatan religiusitas sangat tinggi pada masa remaja khususnya dalam kelompok remaja sendiri, banyak hal yang membuat remaja menjauh dari kegiatan bersifat religiusitas (Tumanggor,2014).
     Menurut Mangunwidjaya (dikutip dalam Muzakkir, 2013) agama menunjukkan kepada kelembagaan yang mengatur tata penyembuhan manusia kepada tuhan. Sedangkan religiusitas berasal dan selalu ada dari lubuk hati manusia, kemudian lebih melihat aspek kualitas dari manusia yang beragama. 
     Berdasarkan Crapps (1993/1995) psikologi agama memusatkan perhatian pada lingkup dampak kegiatan dan ide gagasan keagamaan bagi penjagaan, pemeliharaan dan pelestarian watak dan budaya manusia. Kemudian psikologi agama tidak membahas mendalam tentang agama itu sendiri, tetapi bagaimana agama berperan dalam hidup manusia atau kelompok. Serta kebenaran dan peran agama dalam hidup manusia secara kelompok ataupun pribadi. 
     Dapat dikatakan bahwa dalam hal psikologi agama bukan membahas tentang agama itu secara mendalam namun bagaimana orang itu berperan dalam agama mereka. Peranan agama sendiri khususnya pada remaja masih minim atau sedikit, dan masih banyak remaja yang menjauh dari hal-hal yang bersifat religiusitas. Menurut Tamanggor (2014) penyebab yang membuat mereka menjauh dari religiusitas yaitu (a) pergaulan, (b) lupa waktu, (c) kepribadian , (d) dorongan orangtua. 
Penyebab para remaja menjauh dari religiusitas 
     Pergaulan. Berdasarkan Gunarsa (1997) pergaulan merupakan hubungan yang meliputi tingkah laku individu yang lebih dari pada seorang individu, dan merupakan hal yang tidak dapat di hidari. Akan tetapi pergaulan sendiri bisa menimbulkan persoalan yang mengkibatkan timbul kesulitan dalam kelancaran hidup seseorang. Tentunya dalam hal ibadah pergaulan juga memiliki peranan yang sangat besar. Disaat  seseorang ingin melakukan ibadah kemudian ada teman yang menghasut hal itu dapat menimbulkanhal negatif bagi seseorang yang ingin beribadah.  
     Lupa waktu. Menurut Tamanggor (2014) lupa akan waktu merupakan salah satu problem yang membuat ibadah seseorang menjadi terbengkalai, dikarenakan remaja-remaja lebih mementingkan urusan duniawi daripada urusan religion. Hal ini dipicu dari kesepelan terhadap waktu yang terkadang lebih mementingkan pekerjaan yang mereka sedang kerjakan dari pada beribadah tepat waktu, menunda-nunda saat menjelang beribadah. Tanpa di sadari penundaan pada waktu tidak baik untuk seterusnya, hal ini  memiliki dampak. Dampak yang didapatkan terbiasanya lupa akan waktu dan tidak mencoba untuk memperbaikinya. 
     Kepribadian. Menurut Fachrudin (2011) kepribadian merupakan hal yang paling penting di kalangan masyarakat yang maju ataupun tidak, kepribadian sendiri dibentuk bukan hanya dari pendidikan. Namun hal yang paling mendasar yaitu agama, karena agama pendoman sejak kita dilahirkan, dan dari situlah kita diberitahu perilaku yang baik dan yang kurang baik. Kemudian benar atau salah dalam suatu tindakan, hal itu sangat berpengaruh untuk kepribadian para remaja. Sehingga agama sangat membantu para remaja dalam membentuk kepribadian.  
     Dorongan orangtua. Menurut Fachrudin (2011) dorongan orangtua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang remaja, bukan hanya dalam membentuk kepribadian saja namun dari pembentukan religiusitas mereka. Sesuai dengan keyakinan yang dianut  para pemeluk agama masing-masing, kemudian orangtua juga harus memberikan contoh kepada anak remaja bahwa beribadah merupakan hal yang  benar-benar penting. Bukan hanya menyuruh anak remaja mereka beribadah namun mereka tidak beribadah. Seharusnya orang tualah yang memberikan contoh terlebih dahulu atau mengajak anak mereka untuk beribadah.
Faktor-faktor untuk meningkatkan religiusitas di usia remaja 
   Menurut Tumanggor (2014) faktor yang dapat dilakukan untuk membuat para remaja meningkatkan ibadah mereka yaitu: (a) orangtua lebih meluangkan waktu beribadah bersama dengan mengajak para remaja ke tempat ibadah masing-masing ; (b) mengingatkan mereka akan waktu beribadah ;  (c) memberi nasihat kepada para remaja bahwa beribadah sangat penting dalam kehidupan dan pemilihan dalam pergaulan juga berpengaruh.  

Simpulan 
     Jadi simpulan yang saya dapatkan dari karya tulis ini, bahwa para remaja dalam religiustitas masih banyak yang kurang untuk beribadah, ada penyebab yang memengaruhi mereka dalam hal religiustitas. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi religiusitas para remaja seperti keluarga dan lingkungan sekitar.  
     Keluarga adalah lingkungan pertama yang mengajarkan tentang nilai dan norma agama. Namun, jika keluarga tidak memberikan contoh secara nyata, maka para remaja akan mencontoh tindakan orangtua yang kurang menunjukkan sikap religiusitas. Faktor lingkungan juga memengaruhi religiusitas para remaja  karena dorongan dari lingkungan dapat memengaruhi pemikiran mereka dan menganggap jika orang terdekat tidak melakukan hal yang religiustitas maka para remaja tidak perlu melakukan hal tersebut. Inilah yang membuat kepribadian remaja menjadi negatif, para remaja akan merasa hidup bebas dan tidak mengikuti peraturan-perturan yang sudah diterapkan agama. Dengan demikian membuat religiusitas dan remaja menjadi menjauh dan lebih menyukai hal-hal yang bersifat duniawi. Padahal bimbingan dalam religiusitas saat remaja sangat dibutuhkan untuk memberikan para remaja kebiasaan yang baik hingga mereka dewasa. Kemudian faktor waktu juga dapat membuat remaja menjauh dari religiusitas, karena banyak para remaja yang belum mementingkan waktu beribadah dan lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja dan bermain. 












               
                
 Daftar Pustaka 
Crapps,R.W.(1995). Dialog psikologi dan agama (A.M.Hardjana, penerj). Yogyakarta: Kanisius. (karya asli diterbitkan pada 1993) 
Fachrudin.(2011). Peranan pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak-anak. Pendidikan agama, 9(1), 2-3. 
Gunarsa,S.D.(1997). Psikologi untuk muda-mudi. Jakarta : Gunung Mulia. 
Muzakkir.(2013). Hubungan religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa angkatan 2009/2010 fakultas tarbiyah dan keguruan UIN alauddin Makasar. Diskusi islam, 1(3),8. 
Tumanggor,R.(2014). Ilmu jiwa agama. Jakarta : Kencana.









Kamis, 06 November 2014

penulisan karya ilmiah


Pentingnya Peranan Orangtua dalam Pembentukan Karakter Anak 0-12 tahun

Latar Belakang Masalah 
     Dalam pertumbuhan anak peranan orangtua sangatlah dibutuhkan untuk pembentukan karakter dan pertumbuhan anak secara optimal karena peranan orangtualah yang memegang peran penting. Untuk masa depan anak hal ini karena pada usia 0-12 tahun merupakan tahun-tahun pertama dalam pemantauan perkembangan anak. Lingkungan juga merupakan hal yang sebagai faktor pendukung pembentukan karakter anak, kemudian kepandaian orangtua dalam pembentukannya karena setiap anak memiliki proses yang berbeda-beda dan memberikan ciri tersendiri. (Mardiya, 2009)
      Anak merupakan aset untuk melanjutkan kehidupan yang akan datang maka pembentukan karakter sangatlah dibutuhkan agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Agar anak mendapatkan bekal ilmu yang banyak dari pembentukan karakter yang diberikan kepada orangtua. Pada usia 0-12 tahun merupakan masa-masa dimana pembentukan karakter pada anak sangat cepat  terbentuk karena pada usia 0-12 tahun mereka memiliki sifat yang cepat sekali untuk mencontoh. Dengan menerima apa yang orang lain berikan kepada mereka dan menjadikannya sebuah acuan atau contoh maka itu faktor lingkungan dan peranan orangtua sangatlah penting (Mardiya, 2009)



Faktor-faktor orangtua dalam pembentukan karakter anak 
     Peranan Orangtua. Berdasarkan Utami (2013) pernan orang tua sagat besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak serta dalam pendidikan dan tentunya orangtualah yang memegang peranan untuk masa depan anak-anaknya. Selain itu peranan orang tua juga digunakan untuk memberikan  perhatian besar untuk para anak-anak  yang memiliki usia remaja, karena pada saat mereka memasuki usia remaja. Banyak perhatian yang merka cari dari sisi orang-orang yang mereka sayang dan contoh-contoh dari orang sekitar mereka dan dalam hal ini peranan orang tua sangatlah dibutuhkan dan sangat besar dalam kehidupan anak.             
     Mengasuh. Berdasarkan Utami (2013) dalam hal mengasuh anak, orang tua harus memberikan 3 karakter yang akan berpengaruh besar pada pembentukan karakter anak yang akan dialami anak tersebut yaitu (a) dengan diri sendiri (intrapersonal), (b) dengan lingkungan (berhubungan sosial, (c) berhubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Hal-hal ini harus di terapkan dalam mengasuh anak karena ini merupakan landasan dasar dari cara mengasuh anak-anak yang harus diterapkan terus menerus. Agar anak menjadi terbiasa dan memahami bahwa hal-hal tersebut sangat penting dalam hidup mereka dan merupakan hal utama dalam kehidupan yang tidak boleh ditinggalkan. 
      Pola asuh.  Menurut  Baumrind (dikutip dalam King, 2014) terdapat empat gaya dasar pola asuh orangtua terhadap anak, yaitu (a) authoritarian parenting, (b) authoritative parenting, (c) neglectful parenting, (d) permissive parenting.

       Authoritarian parenting. Memberikan hukuman yang tegas dan tentunya selalu mengontrol anak-anak mereka dan membatasi apa yang anak-anak mereka lakukan atau lebih tepatnya mengawasi anak-anak mereka. Orangtua otoriter memiliki perlakukan sendiri dalam melakukan sesuatu. Kemudian orangtua dari anak-anak yang diperlakukan secara otoriter biasanya cenderung tidak memiliki perilakukan yang sosial dan lebih suka membandingkan dirinya dengan orang lain. 
     Authoritative parenting. Mendorong agar anak lebih mandiri, walau anak di berikan ruang untuk mandiri tetapi pengawasan orang tua dan batasan juga masih ada pada anak. Gaya pengasuhan lebih kolaboratif, orangtuanya mengasuh dengan hangat. Dan lebih memperhatikan atau memelihara anak-anak mereka kemudian orangtua otoritatif lebih berkompeten di sosial dan mandiri serta lebih bertanggungjawab secara sosial. 
     Neglectful parenting. Kurang dalam keterlibatan mengurus anak sehingga anak mereka lebih memikirkan kepentingan mereka jauh lebih besar dari orangtua mereka dan orangtua sendiri. Lalai dalam anak mereka dan  lebih di utamakan kehidupan mereka. Orangtua yang lalai rata-rata lebih memberikan kebebasan yang buruk kepada anak  dari pada mengajarkan mereka untuk mengkontrol diri. 
     Permissive parenting. Membolehkan atau membebaskan anak dalam melakukan apapun yang merka ingin lakukan karena orangtua percaya dengan memberikan kebebasan pada anak akan membuat anak kreatif dan percaya diri. Anak yang sudah terbiasa dengan kebebasan akan susah untuk dikendalikan perilakunya mungkin ada baiknya untuk memberikan kebebasan pada anak karena mereka dapat memperoleh keterampilan. 
     Pendidikan. Merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan karakter anak, pendidikan bukan hanya tanggungjawab sekolah saja namun merupakan tanggungjawab orangtua juga. Pendidikan itu sendiri mengandung yang artinya proses pendewasaan yang di mana dalam proses itu membutuhkan bimbingan dari banyak pihak. Pendidikan sudah di dapatkan dari sejak anak menginjak masa balita dari balita tersebut tanpa kita sadari karakter pada anak sudah terbentuk dan tinggal bagaimana kita mengarahkan serta meneruskannya. Pendidikan bukan hanya di lihat dari sisi akademik saja tapi bagimana penanaman moral pada si anak. (kizzio, n.d) 

Simpulan 
     Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan orangtua, mengasuh dan bagaimana pola orangtua dalam mengasuh anak sangatlah berpengaruh penting pada anak. Dari itu semua merupakan landasan utama anak terbentuk karekternya  dari peranan orangtua, mengasuh dan pola asuh memiliki pernan masing-masing dalam pembentukan karakter anak-anak yang dari tahap 0-12 tahun. Namun bukan hanya dari pola asuh , mengasuh dan peranan orangtua saja yang memegang penting karakter anak, pendidikan juga termasuk dalam pembentukan karakter anak dan merupakan  bagian yang besar dari kehidupan anak. Kemudian di dalam mengasuh sudah di jelaskan juga 3 hal dasar yang tidak dapat terpisahkan yaitu (a) dengan diri sendiri (intrapersonal) , (b) dengan lingkungan ( berhubungan sosial) , (c) berhubungan dengan Tuhan YME (spiritual). 3 hal tersebutlah yang menjadi pondasi penting  orangtua dalam membentuk karakter anak pada usia 0-12 tahun.  
  
Daftar Pustaka 

Kizzio.(n.d.).Peranan keluarga dalam memberikan pendidikan kepada anak. Di unduh dari  http://www.kizzio.com/333-peran-keluarga.htm

King,L.A.(2014).Human development. The science of psychology (3rd ed.). New York, NY: McGraw-Hill 

Mardiya.(2009 Oktober 25).Peranan orangtua dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak. Diunduh dari http://mardiya.wordpress.com/2009/10/25/peranan-orang-tua-dalam-pembentukan-karakter-dan-tumbuh-kembang-anak/

Utami,S.D.(2013, Desember 26 ).Peranan orang tua dalam mendidik anak. Di unduh dari http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/search?q=Peranan+orang+tua+dalam+mendidik+anak

Kamis, 25 September 2014

PERTEMUAN KE 7

 hai haii selamat hari kamis ya apa kabar para pembaca ? dapat peluk hangat dari valencia karena hari ini valen sedang senang. enjoy buat para pembaca ya love you guys , hari ini saya akan membahas tentang badan dan jiwa, yang di sampaikan oleh bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor melalui powerpoint yang beliau miliki.

badan dan jiwa satu kesatuan yang tdk bisa dipisahkan membentuk keutuhan pribadi manusia.
2 aliran yang melihat badan dan jiwa yaitu:

1. Monisme adalah mono ( satu) badan dan jiwa satu kesatuan.
2. Dualisme adalah bahwa badan dan jiwa.

° Mononisme 

mononisme adalah badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah badan dan jiwa satu substans. 

3 bentuk aliran : 

1. materialisme adalah menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yg ada ( Fisikalisme).
2. eksistensi adalah jiwa bersifat kronologi ( hasil hub sebab akibat).
3. reduksi humanitas adalah dimensi fisik punya implikasi negatif pada penilaian atas aktivitas mental.

* Teori identitas adalah menekankan hal berbeda dari materialisme tp mengakui aktivitas mental manusia.

* Idealisme adalah ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi , spt pengalaman, nilai dan makna. Rene Descartes Dgcogito ergo sum.

° Dualisme 

badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan berpisah , berbeda dlm pengetian dan objek.

4 cabang :

1. Interaksionisme adalah fokus hubungan timbal balik antar badan dan jiwa.
2. okkasionalisme adalah memasukan dimensi illahi membicarakan hubungan badan dan jiwa.
3. paralelisme adalah sistem kejadian ragawi terhadap di alam sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia.
4. epifenomenalisme adalah melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf.

tanggapan singkat

plato berkata" badan dan jiwa punya sifat yang berbeda."
perbuatan baik muncul dari niat yang baik, manusia adalah makhluk rohani dan jasmani.

badan manusia adalah mekanisme gerakan badan bersifat makanistik, badan harus dimengerti melebihi dimensi fisik. badan menyangkut keakuan. membicarakan tubuh adalah membicarakan diri ( Gabriel Marcel )

jiwa manusia adalah badan tdk memiliki apa-apa tanpa jiwa. jiwa harus dipahami sebagi kompleksitas kegiatan mental manusia. jiwa menyadarkan manusia sapa dirinya.

° jiwa manusia
-James P Pratt 4 kemampuan dasar jiwa manusia:
1. kualitas pengindraan.
2. menghasilkan makna yg berasal dr pengindraan khusus.
3. memberi tanggapan terhadap hasil pengindraan.
4. tanggapan pada proses terjadi dlm pikiran demi kebaikan.

Agustinus adalah manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa.

Kesimpulan, realitas manusiawi - realitas prinsipal terbentuk dari dua elemen , yaitu material dan spirutual.
badan dan jiwa satu kesatuan yg membentuk eksitensi manusia.


Selasa, 23 September 2014

PERTEMUAN KE 6


Hello, hari ini saya akan menyampaikan materi kembali mengenai Etika dan moral serta filsafat manusia seperti biasa penyampaian materi ini dari power point yang di kasih dosen saya. pada hari ini yang menyampaikan materi adalah bapak Bonar Hutapea, M.Si.Psi dan bapak Corolus Suharyanto, Lic. Theol. 

* Etika & Moral 

Etika dari bahasa Yunani "ETHOS" diartikan kebiasaan. istilah moral dan etika dua istilah yang sinonim, sebagai cabang filsafat, cara mengkritis, mengajarkan kta refleksi. 
Etika bersikap kritis dalam sikap pribadi dan menghimbau orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap tindakan. 

Ada 2 macam etika : 
° Deskriptif adalah berbicara sesuai fakta yang dihadapi manusia-manusia berusaha meneropong. 
° Normatif adalah sesuai kaidah yang berlaku. 

Etiked adalah bersifat tidak mordiah. 
 Tujuan etika : 
- menyamakan persepsi tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk. 

Etika ada berbagai macam jenis yaitu : 
- umum adalah kondisi dasar teori. 
- Khusus (Individual, merupakan penerapan). 
-Sosial etika profei dan tek-informasi.

ciri-ciri etika profesi : 
° adanya pengetahuan khusus. 
° adanya kaidah dan standar moral yang tinggi. 
°mengabdi pada kepentingan masyarakat. 
° ada izin khusus. 

Tujuan kode Etik : 
- untuk menjujung tinggi martabat profesi. 
-memelihara kesejahteraan para anggota. 

° Eudemonisme dari bahasa Yunani adalah pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik. 

aliran etika : 
- Hedonisme bahasa Yunani adalah Hodene kenikmatan atau yang menyenangkan.  
-Egoisme adalah kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kabaikan orang lain. 
-Utilitarianisme bahasa Latin ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir. ( uti, usus sum artinya menggunakan dan utilis artinya yang berguna). 
-Deontologisme bahasa Yunani tentang kewajiban moral, adalah etika kewajiban yang didasarkan pada instuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral. 

Moral norma untuk menetap sikap bathin dan perilaku lahiriah. 
harus dipahami sebagi etika moral dan tindakan. Moralitas memberitahu secara langsung. 


* Filsafat Manusia 

termasuk dalam special. 

pengertiannya : 

° menyoroti hakikat atau esensi manusia. 
° memikirkan tentang asal-usul kehidupan manusia. `
° hasrat untuk tahu siapa dan apakah manusia. 
° filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberi jawaban bagi diri sendiri. 

perlu mempelajari filsafat karena, 
- manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib menyelidiki arti yang dalam dari " yang ada". 
- manusia bertanggungjawab dengan diri sendiri. 

metode : 
1. sebagai bagian dari filsafat, secara kerja filsafat manusia juga sama dengan filsafat pada umumnya. 
yaitu: refleksi, analisa transendental dan sintesa
juga: ekstensi, intensif dan kritis.  

Heidegger
Max Scheler










kata max Scheler dan Heidegger
" tak ada zaman, seperti zaman sekrang dimana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau problematik bagi dirinya."

Heschel

dalam bukunya " Who is man ?" Stanford university press 1965. 

" karena kita adalah manusia yang akan mati… kita tidak aan puas dengan perubahan formasi sosial melulu, tetapi kita ingin mengetahui persoalan pribadi" - Adam Schaff. 

" aku menjadi masalah besar bagi diriku" kata Agustinus yang sedih karena kematian temannya. 

" refleksi filosofis tentang manusia dapat tumbuh dari pengalaman akan kehampaan, alienasi, rutinitas, dan obsurditas sebagimana digambarkan" - Albert Camus. 

yang di pelajarai di filsafat manusia : 
1. mencari kekhasan manusia. 
2. manusia sebagai " ada-di-dunia" 
3. evolusi.
4. antarsubyektivitas ( sosialitas manusia).
5. manusia sebagi eksistensi bertumbuh. 
6. transendensi ( melampaui dunia) 
7. penetahuan manusia. 
8. kebebasan. 
9. kesejarahan/ historistas. 
10. kebudayan, sains, dan teknologi. 

Senin, 22 September 2014

PERTEMUAN KE 5

yuhuu yuhuuu, hello semua baiklah setelah melalui hari minggu maka saya kembali mengepost untuk materi hari ini, baiklah materi yang selama saya tulis itu berasal dari powerpint yang dosen saya suka jelaskan. baiklah dosen hari ini sama yaitu bapak Dr. Raja Oloan Tumanggor dan bapak Carolus Suharyanto. baiklah, materi pada hari ini membahas mengenai Sillogisme dan kesesatan (Fallacia), ternyata bukan hanya hidup saja yang memiliki kesesatan tapi juga filsafat memiliki kesesatan tapi kesesatan dalam apa nih ? baiklah untuk orang yang kepo yuk mari lanjut kita baca.

-Sillogisme artinya adalah dari premis menyimpulkan kesimpulan yang baru. premis harus tepat kalau tidak tepat maka kesimpulan akan salah.
catatan untuk sillogisme :
1. tentukan lebih dahulu simpulan. ciri-ciri kata: karena itu, maka dari itu.
2. bila kesimpulan sudah dirumuskan tentukan alasannya. 

sillogisme hipotesis adalah sillogisme yang terdiri atas satu premis atau lebih berupa keputusan hipotesis. dan sillogisme ini juga dapat dibedakan menjadi:

1. sillogisme kategori tunggal, merupakan bentuk sillogisme yang terpenting
contoh: semua manusia dilahirkan
lulu manusia, maka lulu dilahirkan.
2. term major predikat kesimpulan.
3. term minor subyek dari kesimpulan.
P dalam premis mayor dan minor aturannya salah satu premis harus negatif premis mayor bersifat umum.
contoh: lingkaran adalah bentuk bundar ( mayor)
segitiga bukan bentuk bundar ( minor)
kesimpulannya segitia bukan lingkaran
4. term-antara harus sekurang-kurangnya satu kali universal.
contoh: banyak orang pelit ( mayor)
alen orang pelit tidak mau beramal (minor)
jadi alen yang tidak pernah beramal itu orang pelit.

sillogisme kategoris majemuk
° Epicherema adalah sillogisme yang salah satu / kedua premisnya disertai alesan.
° Enthymema adalah yang dalam penalaran tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
° Polisilogisme adalah deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis silogisme yang lain
° Sorites adalah silogisme yang premisnya lebih dari dua. putusan-putusan dihubungkan satu sama lain sedemikian sehingga predikat dari putusan yang satu jadi subyek putusan berikutnya.

ciri-ciri sillogisme :
1. semua pernyataannya ( proposisi) adalah propolisi kategoris.
2. terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.

Kesesatan ( fallacia) 

kesesatan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sesat.

ada 2 jenis kesesatan yaitu:
1. kesesatan formal adalah pelanggaran terhadap kaidah logika.
2. kesesatan informal adalah kesesatan dalam bahasa, penempatan kata depan yang keliru, mengacu posisi subyek predikat, ungkapan keliru.

° kesesatan diksi adalah bahasa yang digunakan tidak cukup menjelaskan yang dipikirkan.
a. penempatan kata depan.
b. mengacaukan posisi subyek atau predikat.
c. ungkapan yang keliru.
d. kesesatan amfiboli ( dari bahasa Yunani "ampho" yang bearti ganda )
e. kesesatan aksen atau prodi.
f kesesatan alasan yang salah atau hanya diandaikan.

° kesesatan presumi adalah diandaikan saja tapi tanpa adanya bukti.
a. generalisasi tergesa-gesa.
b. non sequitur ( belum tenttu).
c. anologi palsu.
d. penalaran melingkar.
e. deduksi cacat.
f. pikiran simplistis.
g. petitio principii ( penalaran melingkar).

kemudian kesesatan karena menghindari persoalan:
1. Argumentum ad hominem adalah mengalihkan masalah sesungguhnya kemasalah pribadi.
2. Argumentum ad populum adalah mengalihkan masalah.
3. Argumentum as misericordiam adalah suka minta belas kasian
4. Argumentum ad baculum adalah berpendapat suka meneror orang lain.
5. Argumentum ad auctoritatem adalah meminta autoritas.
6. Argumentum demi keuntungan seseorang adalah mencari keuntungan sendiri untuk kesenangan.
7. kesesatan non causa pro causa adalah kesalah pahaman karena terjadi sesuatu.

° Retorika:
- Eufemisme dan disfemisme.
-penjelasan retorik.
-stereotipe.
-innuendo.
-loding question ( bertanya tapi bermuatan).
-weaseler.
- down play ( merendahkan).
-lelucon atau sindiran.
-hiperbola ( membesarbesarkan).
-pengandaian bukti ( studi menunjukkan).
-dilema semu.

Sabtu, 20 September 2014

PERTEMUAN KE 4 WAKTU YG PANJANG

Haii, apa kabar para pembaca blogger? Saya harap kita semua baik-baik saja have fun dan selalu tersenyum walau tugas menumpuk, baiklah sebenarnya pertemuan ke 4 ini di post pada hari jumat kemaren tapi kemanaren merupakan hari yg sangat melelahkan sehingga saya baru bisa mengepost pada malam ini, baiklah hari ini saya akan share materi yg kemaren saya dapat, kemaren merupakan pengabungan materi pada tanggal 29-30 sepetember mendatang, knp di gabung ? Karena saya akan ada ujian MKU.

Pada hari jumat 19 september 2014, saya di beri materi oleh dosen bapak Corolus Suharyanto Lic. Theol. Dan bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd. materi pada sesi pertama tentang subyektisme dan obyektivisme, yg merupakan pengetahuan dipahami sebagai keyakinan yg dianut oleh individu.
Pendukung pandangan ini adalah:

1. Aristoteles, Plato, Rene Descartes adalah tergantung pada orangnya.
2. Kaum Solipsisme ( solo ipse).
3. Kaum Realisme Epistemologi adalah melihat kebenaran pada subyek.
4. Kaum Idealisme Epistemologi adalah memiliki pikiran individu.

Ciri-ciri :

1. Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yg khusus.
2. Pengalaman subyektif sangat kokoh pengalaman indrawi.
3. Prinsip subyektif tentang alasannya cukup karena pengalaman merupakan pribadi dan langsung dari subyek.

Descartes :
Cogito ergo sum cogitons yang memiliki arti saya berfikir maka saya adalah pengada yg berfikir.
Ketika Descartes berbicara mengenai "berfikir" ia tidak bermaksud secara eksklusif, pada penalaran saja, tetapi melihat, mendengar, merasa, senang atau sakit, kehendak masuk dalam kegiatan " berfikir" .

Subyektivisme
Realisme Epistemologi adalah berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan "apa yang lain" dari diri saya.
Idealisme Epistemologi adalah berpendapat bahwa setiap tindkan mengetahui berfikir di dalam suatu ide yg merupakan suatu peristiwa subyektif murni.

Sikap dasar skeptisme adalah kita tidak pernah tau tentang apapun, menurut penganut mustahil manusia mencapai pengetahuan tentang sesuatu.

Descartes :
- Rasionalis
- Rasio atau pikiran satu-satunya sumber dan jaminan kebenaran pengetahuan.
- Meragukan pengalaman inderawi dalam menjamin kebenaran pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang dunia luar kita.

Obyektivisme:
-pandangan butir pengetahuan manusia dari soal yang sederhana sampai teori yang kompleks
-pandangan bahwa obyek yang kita persepsikan melalui perantara indera kita ada dan bebas dari kesadaran manusia.
-diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu difahami adalah tidak tergantung pada yang memahami.

3 pandangan dasar :

1. Kebenaran itu independen terlepas dari pandangan subyek.
2. Kebenaran itu datang dari bukti faktual.
3. Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.

obyek itu bersifat permanen, baik untuk dipersepsikan atau tidak.
a. Obyek
-khusus dapat ditangkap hanya satu indera.

lanjut sesi ke dua, konfirmasi kualitatif ilmu pengetahuan membutuhkan konfirmasi kualitatif untuk menunjukkan kebenaran. karena konfirmasi kualitatif tidak bisa dilaksanakan, maka harus menjalankan konfirmasi kualitatif.
misalnya: -model wawancara

untuk memastikan kebenaran, ilmu pengetahuan mengemukakan konfirmasi aspek kuantitatif.
misalnya: membuat penelitian dengan mengumpulkan sebanyak mungkin sampel yang membuat suatu kesimpulan.

Konfirmasi :
-normatif antara hipotesis yang sudah diambil dengan fakta.

jenis-jenisnya:
1. Decision Theory adalah kepastian berdasarkan keputusan.
2. Estimation Theory adalah menetapkan kepastian dengan memberi peluang.
3. Reliability Theory adalah menetapkan kepastian dengan mencari stabilitas fakta / evidensi yang berubah-ubah terhadap hipotesis.

Inferensi :
-penyimpulan.
-sebagai proses membuat kesimpulan.
- proses penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi ( keputusan).

jenis :
- di dalam logika, proses penarikan konklusi dapat dilakukan melalui dua cara.
- cara deduktif dan induktif
- inferensi deduktif terbagi ke dalam 2 jenis :
 * langsung adalah menarik kesimpulan hanya dari premis hanya satu data.Berhubung dengan logis, kesimpulan tidak boleh luas dari premisnya.
* tidak langsung adalah menarik kesimpulan dari 2 premis-premis dalam satu silogisme disebut antesendens, sedangkan proposisi yang menjadi konklusi disebut konsekuens.

Hukum Inferensi

1. premis-premis benar maka kesimpulan benar.
2. kalau premis-pemis salah, maka kesimpulan dapat salah dapat kebetulan benar.
3. kesimpulan salah, premis-premis juga salah.
4. benar, maka premis-premis dapat benar dapat salah.

Ilmu pengetahuan 3 periode :

1. Animisme adalah fase percaya pada mitos.
2. Ilmu Empiris adalah tolak ukur sederhana.
3. Ilmu Teoretis adalah penjelasan kerangka pikiran.

model korespodensi :
kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevasi dengan lainnya.

-model koherensi adalah di pandang benar bila sesuai dengan moral tertentu.
-model paradigmatis adalah kebenaran ditata menurut pola hubung yang beragain menyederhanakan yang kompleks.

kemudian kita lanjut sesi ke 3 dan 4 baiklah pada kali ini saya akan menulis tentang Ilmu Logika dalam ilmu filsafat tentunya, dan Logika dalam Praktek

Logika berasal dari bahasa Yunani logikos berarti sesuatu yang diungkapkan/ diutarakan lewat bahasa.
Lapangan ilmu pengetahuan ini ialah azas-azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Dengan menerapkan hukum-hukum pemikiran yang lurus, tepat dan sehat kita masukkan ke dalam lapangan logika, sebagai suatu kecakapan. Logika juga merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek. inilah sebabnya mengapa logika disebut filsafat yang praktis. Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan denga berfikir ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dalam logika berfikir dipadan dari sudut kelurusan, ketepatannya. Karena itu berfikir lurus, tepat merupakan obyek formal logika.

logika adalah cabang filsafat yang mempelajari
-material adalah manusia itu sendiri.
-formal adalah kegiatan akal budinya ungkapan pikiran.

manfaat belajar logika :
1. membantu berfikir kritis.
2. meningkatkan kemampuan bernalar.
3. berdiri lebih tajam dan mandiri.
4. menambah kecerdasan berikir, menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan.

macam-macam logika :
1. logika kodratiah adalah akal budi dapat bekerja menurut hukum-hukum logika dengan cara yang spontan. misalnya : disuruh untuk menjemput Adik sekolah.

2. logika ilmiah adalah logika ini membantu logika kodratiah. Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. misalnya : berbagai aturan, hukum, asas.

penemuan ini di temukan oleh Aritoteles, Aritoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya diberi nama Organon.

logika formal
-berbicara tentang kebenaran bentuk.
-disebut juga logika minor.
-dikatakan mempunyai kebenaran bentuk bila konklusinya kita tarik secara logis dari premis.

chritical Thinking

° berfikir kritis, merasionalisasi kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati / memeriksa proses berfikir sebagi dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu ( chaffee,1990)

° pemeriksaan/ pengamatan atas sesuatu asumsi tentang bukti terbaru dan menginteprestasikan dan mengevaluasi argumen.

karakteristik berfikir keratif :
1. Rasional, Reaonable, Reflektif.
2. melihat Skepticism yang sehat dan Konstruktif.
3. otonomi, tidak mudah dimanipulasi.
4. kreatif
5. Adil
6. dapat dipercaya dan dilakukan

pemikiran kritis di psikologi akan mempaktekkan keterampilan kognitif dalam :
1. analisa.
2. aplikasi standar.
3. diskriminasi.
4.pencarian Informasi.
5. pembuatan alasan logis.
6. prediksi.
7. transformasi pengetahuan.

Total recall
Habits
Inquiry (pencarian informasi)
New ideas and creativity
Knowing how you think

baiklah ini ilmu yang saya dapat dari 4 sesi yang panjang semoga bermanfaat untuk para pembaca blog selamat malam dan terima kasih :)


Kamis, 18 September 2014

Tak kenal maka tak sayang

hai hai pada entri ini saya aka memperkenalkan kelompok saya, baiklah nama kelompok saya Future Psychology, yang terdiri dari

saya sendiri valencia berlianti diandra( cewek yang tersenyum lebar sendiri)  kemudian dinda ayu rahmadani yang memakai hijab biru , rahmadita yang berada disamping saya , rahmat mirza cowok yang paling cakep sendiri deh dikelompok , rieandafebi cewek yang tembeb disebelah dinda ayu rahmadani , vallerie cewek yang berkacamata  dan yang terakhir lita septiani yang nyempil di sebelah rahmadita . yah inilah kelompok saya yang suka saya curhatkan di dalam pertemuan pertama atau pertemuan kedua mereka teman-teman saya yang akan bekerja sama dengan saya untuk setiap tugas yang diberikan oleh para dosen di blok filsafat ini. salam kenal ya untuk para pembaca blok :)

Golden Ticket

Golden Ticket